Minggu, 28 Juni 2009

Si Kancil

Si Kancil dan Si Siput
Dari perempatan Harmoni si Kancil lama menunggu hijaunya lampu yang selalu mengalah untuk jalannya Siput Transjakarta yang dengan sombong melenggang di satu jalur khusus berkarpet merah milik para Kancil yang di rampas, karena dia, semua jalan di Jakarta berubah nama menjadi Jl. Bus (Basway). Siput Transjakarta selalu di dahulukan, sedang si Kancil selalu menunggu.
“Hai Siput Transjakarta, kamu duluan. Setelah 100 meter kamu di depan aku baru jalan, akan kukejar kau dan pasti aku dapat mendahuluimu!” tantangan Si Kancil membahana untuk melawan kesombongan Siput Transjakarta.Lampu telah hijau, Si Kancil tancap gas dengan akselerasi tinggi, sebelum pintu Sekretariat Negara posisi persneleng sudah top gear. Mudah saja membalap Siput Transjakarta karena di depan gedung RRI mereka sudah berpindah posisi. Si Kancil sudah di depan sekarang, sambil mencibir, Si Kancil acungkan jempol kemudian membaliknya.
“Dasar lelet!”, ejek Si Kancil.
Dengan tenang Si Kancil terus melaju melewati Jl. Thamrin, tapi betapa kagetnya Si Kancil melihat Siput Transjakarta sudah di depan Sarinah melambaikan tangan, “Hai Kancil, aku di sini..”“Lho kok..?” gumam kancil penuh tanda tanya. “Wah nggak bisa di biarkan, bisa turun reputasiku sebagai raja jalanan.”
Kembali Si Kancil puntir stang gas melaju kesetanan. Di depan Plaza Indonesia mereka sudah beriringan. Tanpa basa basi, di Bundaran HI Si Kancil bermanuver di depan Siput Transjakarta layaknya si raja tikungan Valentino Rossi. “Huh! Kena kau!”, Ejek Si Kancil lagi.Kali ini Si Kancil benar-benar serius untuk melenggang jauh dari Siput Transjakarta hingga Si Kancil finish duluan di Senayan. Semangat Si Kancil menyala-nyala ditambah melihat patung sang Jendral memberi hormat kepadanya.
“Begitu teduh pepohonan di jalanmu wahai Jendral”, puji Si Kancil pada sang Jendral melewati Jl. Sudirman.Beberapa saat kemudian Si Kancil menengok ke belakang, Siput Transjakarta sudah tak telihat lagi. Pasti sudah menyerah, pikirnya. Dengan santai si Kancil menikmati pemandangan indah di belantara batu ini, dengan pohon-pohon beton menjulang tinggi. Tiba-tiba…
“Busyet..!!”, kembali Si Kancil kaget bercampur tak percaya karena dilihatnya lagi Siput Transjakarta ternyata sudah berada jauh di depannya, tepatnya di kampus Atmajaya. Sebelum Si Kancil melanjutkan mengejar Siput Transjakarta, di bawah jembatan Semanggi Si Kancil berhenti sembunyi, sambil geleng-gelengkan kepala dan berpikir, “Kok bisa ya…?”

0 komentar: